Jumat, 22 November 2024

Bertemu Ketua Parlemen Uzbekistan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama Halal Tourism

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI melakukan pertemuan bilateral dengan Tanzila Narbaeva Ketua Senat Parlemen Uzbekistan. Foto: istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI melakukan pertemuan bilateral dengan Tanzila Narbaeva Ketua Senat Parlemen Uzbekistan. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela gelaran Women Speakers Summit Inter-Parliamentary Union (IPU) atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para ketua parlemen perempuan dunia.

IPU 14th Summit of Women Speakers of Parliament (14SWSP) diselenggarakan di Tashkent ibu kota Uzbekistan. Puan dan Tanzila Narbaeva melakukan pertemuan bilateral di hari kedua penyelenggaraan 14SWSP, Jumat (9/9/2022).

Dalam pertemuan, Puan mengapresiasi Senat Uzbekistan sebagai tuan rumah penyelenggaraan 14SWSP.

“Isu terkait kesetaraan gender merupakan isu utama yang saya selalu perjuangkan di Indonesia dan di tingkat global. Karenanya saya tertarik berpartisipasi pada acara the 14th Summit of Women Speakers of Parliament,” kata Puan.

Kepada Tanzila Narbaeva, Ketua DPR RI mengungkapkan rasa gembiranya bisa datang ke Uzbekistan. Menurut Puan, kehadirannya ke Uzbekistan memiliki nilai historis.

“Karena kakek saya, Soekarno Presiden mengunjungi Uzbekistan pada tahun 1956 dan meminta pemerintah Uni Sovyet menemukan dan memugar makam Imam Al-Bhukari,” tuturnya.

“Jadi kunjungan saya ke Uzbekistan merupakan napak tilas. Eratnya hubungan kedua negara dapat terlihat dari banyaknya masyarakat Uzbekistan yang mengenal Bung Karno,” sambung Puan.

Puan juga mengapresiasi hubungan baik antara Indonesia dan Uzbekistan di mana hubungan diplomatik kedua negara telah mencapai 30 tahun sejak tahun 1992. Oleh karenanya, ia menilai pertemuan bilateral ini menjadi momentum untuk membahas peningkatan berbagai kerja sama Indonesia dengan Uzbekistan.

“Uzbekistan merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia di Asia Tengah. Saya mengapresiasi kepercayaan Uzbekistan terhadap perusahaan Indonesia untuk kerja sama investasi,” ungkap Puan.

Kerja sama investasi yang dimaksud termasuk investasi Uzbekistan di Indonesia dalam bidang telekomunikasi dan penandatanganan kerja sama di bidang pariwisata dan pengelolaan hotel pada area mausoleum Imam Al-Bukhari di Samarkand. Puan memandang, perlu didorong misi bisnis dan promosi kedua negara.

“Terkait bidang pendidikan, sosial, dan budaya, saya mengapresiasi terbentuknya ‘Uzbekistan–Indonesia Friendship Society’ yang merupakan wadah bagi program Darmasiswa yang diberikan Indonesia bagi mahasiswa yang berasal dari Uzbekistan,” paparnya.

Puan memberi penghargaan atas kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia di berbagai universitas di Uzbekistan, antara lain di Tashkent State University of Oriental Studies dan Samarkand State Institute of Foreign Language. Ia memandang, perlu ada peningkatan kerja sama dalam bidang pariwisata.

“Sebagai negara yang sama-sama memiliki penduduk mayoritas Muslim, Indonesia (Provinsi NTB) dan Uzbekistan (Bukhara) telah memiliki kerjasama Halal Tourism,” jelas Puan.

Lebih lanjut, mantan Menko PMK itu menilai pentingnya diplomasi parlemen baik secara bilateral maupun multilateral. Apalagi, kata Puan, DPR RI dan Parlemen Uzbekistan selama ini telah berinteraksi dalam forum parlemen seperti IPU dan Asian Parliamentary Assembly (APA).

“Selain itu, DPR RI telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) dengan 102 parlemen negara sahabat, termasuk Parlemen Uzbekistan. Hal ini sebagai wujud keinginan membangun dan memperkuat hubungan antarparlemen kedua negara,” terangnya.

Puan juga memuji kepemimpinan Tanzila Narbaeva. Ia berharap, DPR RI dan Parlemen Uzbekistan dapat mempererat kerjasama dalam rangka peningkatan kapasitas kepemimpinan perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender, guna mendorong perempuan terlibat dalam bidang politik dan pembuatan kebijakan.

“Sebagai sesama Ketua Parlemen wanita, saya mengapresiasi kepemimpinan Yang Mulia pada Women`s Speaker Summit ini,” ucap Puan.

Sementara, Tanzila mengatakan kunjungan Puan menjadi momen penting dan bersejarah bagi hubungan Indonesia dengan Uzbekistan. Ia menyinggung jasa Bung Karno yang besar untuk rakyat dan negaranya karena sang proklamator membantu menemukan dan mendorong pemugaran makam Imam Al-Bukhari, tokoh islam besar Uzbekistan.

“Bung Karno juga berjasa karena termasuk kelompok pimpinan negara pertama yang berkunjung ke Uzbekistan, saat masa Uni Sovyet. Dan Soekarno Presiden termasuk pemimpin dunia pertama yang melakukan ziarah ke makam Imam Al-Bukhari,” kata Tanzila.

Mengingat adanya hubungan sejarah tersebut, Tanzila mengusulkan pembinaan hubungan yang lebih mendalam antara Indonesia dengan Uzbekistan. Mulai dari peningkatan hubungan ekonomi, pariwisata, sosial, dan antar parlemen.

Tanzila menilai terbukanya kemungkinan kerja sama sister city antara Kota Samarkand dan Surabaya, serta ada juga usulan diadakannya ‘Indonesian Day’ di Tashkent.

“Uzbekistan melihat, ada potensi kunjungan ziarah jemaah Indonesia ke Samarkand, setelah melakukan Umrah,” tambahnya.

“Kami juga mengundang Ibu Puan Maharani dan Delegasi DPR untuk secara khusus melakukan kunjungan ke Tashkent,” sambung Tanzila.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs